Mungkin kelihatan aneh jika dibilang berpikir dengan presaan, akan tetapi itu ada dan nyata,,,mungkin sebagain dari kita semua berpikir pastinya menggunakan otak, namun hal tersebut hanya bertahan sementara, sebagai contohnya Ada seseorang yang bertanya pada gurunya, “Bagaimana agar kita sperti ulama’ pada jaman dahulu”, kemudian si guru menjawabnya ” Apakah kamu pernah bertamasya waktu kecil , kalau memang ya…. coba kamu ingat berapa persen yang kamu ingat tentang kejadian saat bertamasya?” si murid tadi menjawab ” 40%….pak”, “Lantas apa yang aku ajarkan kemarin masih ingat? ” tanya si guru,,, ” hanya 20% saja pak….”.
Dari dialog antara murid dan guru diatas kita dapa menyimpulkan bahwa saat kita bertamasya pastinya kita tak memikirkan apapun tapi yang ada hanya perasaan yang senang, beda saat pelajaraan yang kita lakukan hanya berpikir ” KAPAN CEPAT SELSESAI YA PELAJARANNYA???”, itu lah yang membuat kita menjadi beda dengan ulama’ pada zaman dahulu. Dimana Ulama’ dahalu sering menggunakan perasaanya untuk berpikir seperti halnya saat kita salat, sebenarnya salat adalah melatih kita agar kita bisa merasakan akan kebesaran sang Pencipta Alam ini, apalagi jika kita memesarhkan segalanya kepada Allah, maka insya Allah segalanya akan tercapai, seperti dalam Al-Quran
” Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.”.
itulah kenapa ulama’ jaman dahulu berpikir menggunakan Akal, dan satu Hal lagi dalam salah satu surat Al-Quran yang mempunyai ayat yang bermakna ” Bacalah “. membaca tak harus dengan buka, gunakan lah perasaan mu untuk membaca keadaan sekitar kemudian resapi dan pikirkan dalam perasaan, ” MAHABESAR ALLAH yang telah menciptakan hal ini “. Semoga hal yang tertulis ini bermanfaat dan menjadikan kita untuk berpikir seperti para Ulama’ Zaman dahulu, dan berharap agar Allah memberikan yang terbaik untuk kita semuanya……amin
Dari dialog antara murid dan guru diatas kita dapa menyimpulkan bahwa saat kita bertamasya pastinya kita tak memikirkan apapun tapi yang ada hanya perasaan yang senang, beda saat pelajaraan yang kita lakukan hanya berpikir ” KAPAN CEPAT SELSESAI YA PELAJARANNYA???”, itu lah yang membuat kita menjadi beda dengan ulama’ pada zaman dahulu. Dimana Ulama’ dahalu sering menggunakan perasaanya untuk berpikir seperti halnya saat kita salat, sebenarnya salat adalah melatih kita agar kita bisa merasakan akan kebesaran sang Pencipta Alam ini, apalagi jika kita memesarhkan segalanya kepada Allah, maka insya Allah segalanya akan tercapai, seperti dalam Al-Quran
” Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.”.
itulah kenapa ulama’ jaman dahulu berpikir menggunakan Akal, dan satu Hal lagi dalam salah satu surat Al-Quran yang mempunyai ayat yang bermakna ” Bacalah “. membaca tak harus dengan buka, gunakan lah perasaan mu untuk membaca keadaan sekitar kemudian resapi dan pikirkan dalam perasaan, ” MAHABESAR ALLAH yang telah menciptakan hal ini “. Semoga hal yang tertulis ini bermanfaat dan menjadikan kita untuk berpikir seperti para Ulama’ Zaman dahulu, dan berharap agar Allah memberikan yang terbaik untuk kita semuanya……amin
0 komentar:
Posting Komentar